Oleh: Guntur Akbar
Layaknya sebuah organisasi adalah mempunyai sebuah tempat untuk kumpul bersama, tempat untuk membicarakan berbagai macam persoalan. Untuk itu pulalah kemudian HMI MPO mempunyai sebuah sekretariat untuk para anggotanya, terutama untuk para akhwat, dan selama ini kita menyebutnya RUKI (Rumah Kita). Ruki untuk akhwat dan Marakom untuk para ikhwan, keduanya merupakan mitra, pasangan, serta menjadi kelengkapan sendiri untuk perjuangan HMI khususnya bagi Korkom UIN Sunan Kalijaga.
Keberadaan Rumah Kita sudah berdiri sejak bertahun-tahun lamanya, dan telah berganti tempat dan lokasi, akan tetapi Ruki adalah Ruki ia akan selalu menjadi tempat berkumpulnya para HMI wati Korkom UIN Sunan Kalijaga. Keberadaannya pun sangatlah dibutuhkan, pada dataran praksisnya ia sering menjadi tempat menginap bagi tamu-tamu yang datang dari luar kota, entah itu anggota HMI Maupun bukan anggota.
Lantas, apakah Ruki hanya akan menjadi tempat menginap semata? Sebagai sebuah sekretariat, ia akan menjadi ruang tersendiri sebagai pusat sebuah pergerakan. Maka konskuensi sederhana dari itu adalah menjadikan Ruki sebagai ruang untuk publik HMI, menjadi rumah tidak hanya untuk para penghuninya saja, atau kontrakan sebagai seorang mahasiswa biasa, lebih dari itu ia menjadi ruang untuk berdiskusi, menjadi markaz untuk merancang strategi gerak, dan adakalanya menjadi dapur penyedia logistic untuk sebuah perjuangan.
Seperti halnya Marakom, ruki juga hendaknya mempunyai sistem keta’miran untuk mengurusi segala macam permasalahan ke-rumahtangga-an, baik itu dari urusan listrik hingga urusan kebersihan. Keperluan akan hal ini bukan hanya sekedar untuk basa basi semata, ia adalah sebuah kebutuhan demi keteriban dan keutuhan rumah tangga ruki sendiri.
Tidak berlebihan ketika dikatakan bahwa sekretariat adalah jantung bagi gerak langkah perjalanan organisasi, maka sudah sepantasnyalah jantung harus terus berdenyut sebagai tanda bahwa kita masih hidup dan bisa terus bergerak. Ruki akan terus berkontribusi bagi gerak perjuangan ketika ia masih menghidupkan berbagai macam kegiatan didalamnya baik itu formal maupun cultural. Berbagai macam diskusi seharusnyalah selalu ada dalam mengiringi perputaran waktu menuju keheningan malam, atau lantunan kalam kebenaran dalam menymbut awal kehidupan.
Begitu juga dengan para penghuninya, sebagai insan yang ditakdirkan oleh Pencipta dengan tugas khusus sebagai penentu baik-buruk peradaban, tentulah menjadi amanah yang mulia. Sehingga langkah selanjtunya adalah bagaimana untuk terus bisa berproses untuk menunaikan tugas dan amanah tersebut dengan baik.
HMI-wati, sejatinya adalah para penerus Siti Khadijah dalam mendampingi perjuangan Muhammad SAW, mereka adalah para pengganti Fatimah bagi Sayyidina Ali dalam melanjutkan perjuangan Islam.
Peradaban yang agung tidak sedikit berasal dari kontribusi serta sumbangsih kaum perempuan, dan tidak sedikit juga kehancuran disebabkan oleh mereka. Maka sebagai soko guru peradaban, HMI-wati tentunya akan selalu tegar dan istiqomah dalam menapaki jalan yang telah mereka pilih, menjadi mitra untuk mewujudkan idelaisme perjuangan HMI, menjadi pemimpin dan guru bagi generasi penerus, dan menjadi penentu bagi terwujudnya tatanan masyarakat yang diridhoi Allah SWT, dan itu semua bermula dari Rumah Kita HMI.
…Untuk saudari-saudariku seperjuangan tetaplah untuk selalu tersenyum dan tegar dalam melangkah, karena itulah yang akan tetap membuat kita selalu optimis bahwa perjuangan kita pasti akan sampai…
Senin, 22 Maret 2010
Rumah Kita HMI
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar