Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Kamis, 15 Januari 2009

Oh... Nusantara

( Celoteh Anak Bangsa)
oleh: Pauzan. S

Hutan sawah gunung lautan simpanan kekayaan
Kini ibu sedang lara merintih dan berdo’a

Gemah Ripah Loh Jenawi itulah ungkapan yang terkenal bagi negeri tanah air ini Jauh sebelum penjajahan, nusantara adalah negeri yang menjadi jalur perdagangan internasional, diatasnya berdiri kerajaan-kerajaan besar. Di antaranya adalah Majapahit dan Sriwijaya, serta kerajaan-kerajaan besar lainnya. Jalur perairan yang sangat strategis menjadikan nusantara ramai akan para pedagang, rempah-rempah dan hasil hutan yang menjadi komoditi utama semakin memperkenalkan nusantara kedunia internasional. Kerajaan Maritim negeri air nusantara dibentengi oleh armada-armada yang tangguh sehingga bangsa lainpun segan untuk merampas dan mengganggu nusantara tercinta.

Kekayaan bumi nusantara akhirnya menyita perhatian bangsa colonial untuk merebut dan merampas hasil bumi negeri ini, maka datanglah para penjajah secara silih berganti, Belanda, Jepang, Portugis, dan Inggris. Mereka yang tidak mempunyai wilayah dan kekayaan, datang ke nusantara untuk mengeksploitasi kekayaan negeri. Penindasan dan perampasanpun terjadi di mana-mana, rakyat bangkit untuk melawan penjajahan, entah berapa juta nyawa yang telah melayang, berapa juta liter darah tertumpah membasahi bumi, berapa tinggi volume suara tangis yang telah memecahkan angkasa raya, dan berapa juta rakyat yang telah kehilangan kekayaannya untuk membebaskan negeri ini dari penjajahan.
Perjuangan yang telah di lakukan oleh para pendahulu kita telah membuahkan hasil, kemerdekaan telah tiba, bukan karena pemberian, bukan karena mengemis, tapi di rebut dengan perjuangan dan perlawanan. Kemerdekaan yang disambut dengan rasa suka cita dengan harapan bahwa proklamasi kemerdekaan adalah akhir dari penindasan, akhir dari perampasan, serta akhir dari kebodohan dan kemiskinan. Dan menjadi awal bagi kebebasan, ketenangan, serta awal kesejahteraan dan kemakmuran.
Kemerdekaan sudah berjalan selama setengah abad lebih, pemimpin-pun telah sekian kali berganti dengan berbagai macam jargon pemerintahan, dari parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila, sampai ke reformasi telah di coba untuk dapat memakmurkan rakyat, tapi keadaan belum dapat sepenuhnya berubah, kekuatan-kekuatan yang dahulu di miliki oleh bangsa ini telah hilang entah kemana, cita-cita yang dulu di impikan oleh para pendahulu telah terbang entah kemana.
Ibu pertiwiku sekarang patut bersedih, karena apa yang telah di hasilkan dari rahimnya belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh semua anak pulau yang tersebar di seluruh nusantara ini. Para bapak-bapak bangsa belum cukup berhasil dalam melaksanakan amanat kemerdekaan yang telah di perjuangkan oleh para pejuang kemerdekaan. Kompleksitas problimatika semakin menjadi-jadi, seiring dengan itu pula banyaknya para calon pahlawan yang muncul kepublik untuk menjadi penyelamat bangsa, mensejahterakan masyarakat, dan banyak hal lain lagi yang di umbar dalam kampanye mereka. Semoga saja apa yang mereka niatkan untuk menjadi wakil rakyat tidak untuk kepentingan perut merka sendiri.
Pemerkosaan dan berbagai kekerasan pun terjadi terhadap ibu pertiwi ini, dan yang lebih menyedihkan adalah pelakunya adalah bapak-bapakku sendiri, entah sudah berapa pulau yang telah menjadi hak milik Negara lain, berapa juta hektar hutan yang telah di babat habis dan di nikmati oleh orang lain, dan berapa banyak sumber daya alam lain yang ada di perut bumi nusantara ini yang telah dikuras habis dan lagi-lagi anak-anak bangsa tetap tidak menikmati kekayaan ibunya sendiri. Perselingkuhan macam apa yang telah terjadi pada bapak-bapaku hingga untuk memenuhi nafsu mereka apapun dapat dilaksanakan, termasuk menjarah kekayaan ibuku dan menelantarkan anak-anaknya ( rakyat ). Dan wajar saja kalau sekarang ibu pertiwiku sedang duka dan sangat lara.
Beberapa tahun yang lewat, anak-anak bangsa yang tidak tega melihat ibunya yang selalu di zhalimi serta saudara-saudara yang kelaparan melakukan protes terhadap bapak-bapak bangsa ini, reformasipun terjadi, dengan harapan agar kondisi mejadi lebih baik akan tetapi harapan hanya tingal impian, keadaan tidak banyak berubah yang banyak berubah hanyalah undang-undang dan “jatah” bapak kita yang semakin banyak dan tinggi. Sedangkan anak-anaknya masih tetap kurus,buncit dan tidak berbaju. Ada apa dengan reformasi? Ternyata reformasi hanya mengubah seorang presiden saja, dan yang lainnya adalah murid-murid yang loyal pada gurunya dulu, dan tentunya murid akan mencotoh serta mentauladani gurunya.
Dahulu di zaman penjajahan, bangsa kita ditekan sedemikian rupa agar tetap bodoh, akses untuk sekolah sangat minim buat rakyat, tanah-tanah dirampas untuk kepentingan colonial, dan nenek moyang kita mati kelaparan diatas tanah sendiri. Dan kini kondisi tidaklah terlalu jauh perbedaannya, hanya saja kulit dan muka penjajahnya yang berubah tapi jiwanya sama dengan jiwa penjajah yang tidak mempunyai hati dan bernafsu seperti binatang, atau lebih rendah dari itu.
Ditengah kondisi yang serba tidak menentu seperti ini, kita sebagai anak bangsa harus tetap optimis untuk dapat membuat ibu pertiwi ini tersenyum, menjadikan nusantara sebagai Negara kepulauan berjaya seperti dahulu, disegani oleh lawan, dihormati oleh kawan, anak-anaknya dapat dengan bebas menikmati hasil alam, dan mendapatkan haknya sebagai seorang yang merdeka. Akankah ini tercapai? Tentu bisa, dan yang menjadi penyakit-penyakit bagi bumi pertiwi harus segera di basmi secepat mungkin, para pengkhianat-pengkhianat Negara harus segera di musnahkan dari tanah air nusantara, dan para penjajah-penjajah berwajah pribumi pun harus segera di akhiri hidupnya diatas tanah bangsa Indonesia.
Tahun baru Hijriyah sudah berada di depan mata kita, artinya pergantian tahun akan segera di mulai. Tahun-tahun yang telah kita lewati akan menjadi sejarah bagi peradaban, dan misteri hari esok menjadi tanggung jawab kita untuk menyibaknya. Kewajiban kita juga untuk memulai menorehkan sejarah-sejarah baru yang akan menghiasi perjalanan sejarah nusantara ini, optimisme dalam melangkah adalah sebuah keharusan bagi kita sebagai generasi muda ( Cah Nom-Nom ) untuk menapaki jalan-jalan perjuangan yang penuh dengan misteri.
Kita selaku anak bangsa harus tetap mempunyai jiwa-jiwa para pejuang kemerdekaan, dengan terus berbuat apa yang bisa kita perbuat bagi nusantara tercinta ini, belajar untuk tetap setia kepada tanah air, dan selalu tanamkan rasa kebencian terhadap penjajahan, pengkhianatan, serta penindasan. Kita semua sama, kita adalah anak-anak dari ibu pertiwi ini. Bersama kita mendapat kasih sayang, bersama pula kita membela dan mempertahankannya. Semoga kekayaan yang di miliki oleh tanah air kita tetap selalu terjaga kelestariannya, sumber daya manusia yang setia terhadap bangsanya, masih akan selalu ada sampai pada anak cucu kita nanti.


Read More......

Jumat, 09 Januari 2009

Konsep Manusia dalam Al-Quran

Oleh: M. Habibi
Perjalanan mengenal dan menuju Tuhan adalah suatu proses panjang kehidupan manusia, yang pada hakikatnya adalah proses pencarian diri. Dia tidak akan bisa memahami di luar dirinya dengan baik sebelum dia mengenal dirinya sendiri. Bahkan ada ungkapn yang sangat mashur di kalangan sufi “Barang siapa mengenal dirinya, maka dia telah mengenal Allah”.

Untuk mengetahui apa dan siapa manusia sebenarnya, dapat kita korek dari berbagai sumber, seperti medis, biologis psikologis, dan sosiologis. Selain itu ada sumber yang autentik pula yang dapat memberikan gambaran tentang siapa manusia, yaitu Al-Quran. Sebagaimana janji Allah bahwa Dia tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia, dan Dia tidak menciptakan sesuatu selain agar makhluknya bisa mengerti dan memahami, apa dibalik penciptaan tersebut. Dalam satu riwayat yang mashur disetir oleh Ibn Arobi dikatakan bahwa “Aku adalah khazanah mutiara yang tersembunyi, Aku ingin diketahui, maka dari itu aku menciptakan makhluk (agar dia mengetahui-Ku). Layaknya seorang seorang saintis yang menciptakan suatu teknologi, maka dialah yang paling tahu ciptaanya, dan pastilah dia akan membuat buku panduan tentang hasil temuannya tersebut. Begitu juga Allah memeberikan panduan tentang ciptaan-Nya agar dia berjalan sebagaimana mestinya. Dan panduan tersebut adalah Al-Quran. Dia memeberikan informasi yang lengkap tentang penciptaan manusia, kedudukan manusia, peran manusia dan gambaran tentang masa depan manusia.

Penciptaan Manusia
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa bahwa manusia sebenarnya mengalami evolusi. Evolusi di sini berbeda dengan teori evolusi darwinisme. Ada yang menafsirkan bahwa evolusi di sini merupakan tahapan-tahapan kehidupan dia, dari alam ruh, alam rahim, alam dunia dan barzakh dan alam akhirat. Dalam alam ruh ini manusia telah disumpah untuk bersaksi bahwa Allah adalah Tuhannya. Hal ini berarti secara fitrah manusia cenderung untuk mengakui akan keberadan Tuhan.(QS. 7: 172-173), sehingga tidak ada alasan untuk ingkar padanya.

Selanjutnya Allah menciptakann Adam AS dari tanah, diantaranya dajelaskan dalam QS. 15: 26, 28, 33, serta QS. 6:2. yang kemudian ditiupkan ruh Allah ke dalamnya (QS. 15:28, 38:72, 32:9). Dengan demikian, dalam diri manusia terdapat sifat-sifat ketuhanan. Setelah menciptakan Adama, Allah menciptakan Hawa dari jiwa yang satu, yaitu Adam.

Setelah penciptaan Adam dan Hawa, kejadian manusia selanjutnya dari nutfah. Di sisi lain dijelaskan pula dari sari pati tanaman. Hal ini tidak bertentangan, karena pada dasrnya nutfah itu sendiri merupakan saripati tanaman.

Al-Insan dan Al-Basyar
Kedua kata di atas sama-sama digunakan dalam Al-Quran untuk menunjuk makhluk yang bernama manusia, hanya saja penggunaan keduanya dalam kontek yangbeda. Kata al-insan digunakan dalam Al-Quran untuk menunjukan manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi. Makhluk yang mempunyai ilmu ((QS. 4:6) dapat melihat (QS. 20:10) memepunyai fuad atau fikiran yang dengannya ia bisa berfikir rasional (QS. 7:179).
Sementara al-basyar digunakan dalam al-Quran untuk menujuk manusia sebagai makhluk lahirian atau bilogis yang berhubungan seksual, makan dan minum, keluar masuk pasar dan aktifitas lahiriah lainnya.

Peran Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah pada dasarnya adalah untuk beribadah kepada Allah (QS. ), menyerahkan secara totalitas seluruh hidupnya hanya untuk Allah. Pada posisi ini manusia adalah sebagai hamba Allah atau abdi. Seorang abdi hanya akan tunduk dan takut sekaligus mencintai pada Tuhannya. Manusia sebagai abdi merupakan suatu hubungan vertical antara ia dan Tuhannya (hablu min Allah), di mana dia memepertanggungjawab-kan sumpah primordialnya.

Di sisi lain, manusia adalah khalifah Allah yang merupakan “tangan panjang” Tuhan di muka bumi ini yang bertugas memakmurkan bumi. (QS. 2:30) dan mengangkat derajat sesamanya (QS. 6:165), serta untuk menjaga dan mentransformasikan nilai-nilai tauhid (QS. 35:39). Dengan demikian ini merupakan peran horizontal (hablu min an-nas)

Adanya banyak istilah untuk manusia bukan berarti sebagai suatu dualitas, melainkan tetap pada satu kesatuan pribadi, integrasi kepribadian. Sebagai sebaik-baik ciptaan (QS. 95:4). Meskipun demikian dia dapat lebih hina dari binatang ternak, yaitu ketika merka tidak menggunakan hati pikiran dia intuk memahami, mata untuk melihat, dan telinga untuk mendengar (QS. 7:179).

Mereka dalam ayat tersebut adalah orang yang tidak pernah memikirkan tentang nasib orang lain, karena dirinya telah tertutupi oleh nafsu dan tamak terhadap harta, jabatan dan lawan jenis. Mereka enggan untuk memberi nafkah pada anak yatim, dan meskipun mereka shalat sesungguhnya lalai dalam shalatnya. (QS.107:1-7) ibadahnya hanya karena riya dan untuk meningkatkan prestise dan status sosialnya saja. Penyakit sosial yang paling akut adalah ketika seseorang tidak peduli kepada sesamanya.

Orang-orang tersebut adalah orang yang tidak pernah memikirkan orang lain, sehingga dia menebang hutan seenaknya saja, sehingga bencana banjir, angin putingbeliung terjadi di mana-mana. Orang seperti ini jika menjadi pemimpin maka ia akan zalim, tidak adil dan tidak pernah berpihak pada rakyat, manipulasi data dan berpura-pura tidak melihat bahwa kemiskinan masih ada di mana-mana dan semakin meningkat jumlahnya. Mereka akan dipintai pertanggungjawabannya dan mereka akan dikembalikan pada seburuk-buruknya tempat (QS. 95:5)

Menarik kita renungkan bahwa di negeri mayoritas muslim ini masyarakatnya hidup jauh di bawah garis kemiskinan, sementara di sisi lain ada orang-orang muslim yang sangat kaya raya dan menguasai perusahan-perusahan besar di negeri ini. Jikalaupun ada alokasi dana untuk kaum miskin, sudah dipangkas terlenih dahulu.

Mungkin perlu kita mengambil hikmah dari keberadaan Adam di surga, yaitu untuk memerikan gambaran kehidupan ideal. Mari kita bangun kembali serpihan surga yang terlempar ke bumi bernama Indonesia ini dengan mengenali diri kita dari informasi dari Sang Pencipta. waallu a'alam bisshawab

Read More......

Wanita..?

Oleh: Siti Makmuroh

“Dan telah Kami jadikan kamu berpasang-pasangan”


Wanita adalah kata halus bahasa Indonesia untuk kata perempuan dalam bahasa melayu. Kaum Feminis Indonesaia tak suka menggunakannya, mereka lebih suka menggunakan kata perempuan. Tetapi William Shakespeare sang pujangga Inggris itu telah berkata: “ what is in a name ? “. Apapun namanya, yang dimaksud wanita atau perempuan ia sama saja, yaitu jenis makhluk manusia yang paling berjasa bagi sepesiesnya secara biologis. Wanitalah yang memungkinkan manusia bisa bertambah banyak dan berganti generasi.

Sayangnya, keungulan biologis ini sering dilupakan lawan jenisnya yang cenderung memperalat mereka menjadi sekedar mesin reproduksi manusia, bagaikan mesin photo copy lebih parah lagi kemampuan reproduksi ini pun diabaikan dan mereka hanya dimampaatkan sebagai alat pemuas kebutuhan biologis pria, tetapi fungsi refroduksi mereka dihindari ini terjadi ketika mereka dijinkan masyarakat untuk memiliki suatu profesi yang sedihnya disebut sebagai propesi yang paling tertua didunia.

Menyedihkan jika kita lihat realita-realita yang ada, di beberapa negara sedang berkembang terutama. Sangat dirasakan ketidaksetaraan gender sehingga menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan. Oleh sebab itu kesetaraan gender adalah isu pembangunan yang sangat mendasar- tujuan pembangunan itu sendiri. Kesetaraan akan meningkatkan kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan menjalankan pemerintahan secara efektif. Sehingga meningkatkan kesetaraan gender asalah bagian pentibg dari strategi pembangunan yang mengupayakan pemberdayaan semua orang--- perempuan maupun laki-laki--- untuk melepaskan diri dari kemiskinan serta meningkatkan taraf hidup.

Gender merujuk pada peran dan perilaku yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam melalui proses sosialisasi dan sejumlah tuntutan yang berkaitan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Perempuan dan laki-laki memang berbeda secara biologis tatapi perbedaan biologis ini kemudian ditafsirkan dan dikembangkan sedemikian rupa oleh setiap kebudayaan menjadi seperangkat tuntutan sosial tentang kepantasan dalam berperilaku dan berkegiatan, serta apa hak, sumber daya dan kekuasaan yang mereka miliki. Walaupun tuntutan ini sangat bervariasi antara masyarakat satu dengan yang lainnya namun memiliki persamaan yang mencolok seperti halnya dalam pengasuhan anak, hampir semua masyarakat memberikan tanggung jawab itu kepada perempuan dan untuk urusan di luar itu diberikan kepada kaum laki-laki.

Di banyak kejadian ternyata terdapat analisis yang menyebutkan bahwasanya peran perempuan memang sangat berpengaruh dalam kemajuan pembangunan. Jika kita melirik pada persoalan korupsi yang terjadi di negeri ini sangat mengerikan dan merugikan banyak pihak. Di lihat dari satu sisi, ternyata memang peran perempuan Indonesia di dalam parlemen kepemerintahan memang belum secara maksimal di gunakan. Karena ternyata terdapat korelasi yang cukup signifikan antara keduanya yang di kaji lewat ilmu perilaku dan sosial. Umumnya perempuan lebih berorientasi kepada masyarakat dan kurang mementingkan diri sendiri karena perempuan lebih bersifat pemurah dan pengalah daipada laki-laki dan juga tidak suka bermain curang karena secara psikologis mereka memang lebih besar menggunakan perasaan dalam melihat suatu masalah, lain halnya dengan laki-laki, mereka selalu menggunakan otak dan nafsu mereka dalam berbuat. Meskipun masih bersifat saran namun asumsi ini hendaknya dipikirkan secara bersama dan hendak dijalankan sebagai upaya dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam ikut serta aktif dalam rangka mewujudkan pembangunan yang yang lebih maju karena kekuatan perempuan dapat menjadi kekuatan yang efektif menuju kebersihan pemerintahan dan keterpercayaan bisnis.

Demikian besarnya peran perempuan dalam pembangunan di negeri ini tapi kenapa sampai saat ini masih saja banyak pihak yang tidak menghiraukannya hingga banyak ketidaksesuaian perilaku yang diterima oleh kaum perempuan sampai-sampai pada satu kekerasan, tindakan asusila yang sangat merendahkan kaum perempuan. Apakah karena sifatnya yang sangat halus?sehingga mudah untuk dipermainkan!!!!

Tidak begitu!!!!!!!!karena ternyata peran perempuan dapat ikut serta mewujudkan pembangunan yang lebih kondusif, nyaman dan baik pastinya.

Semoga perempuan-perempuan HMI MPO mendapatkan kedudukan yang tinggi di mata masyarakat khususnya dan di mata dunia.

Read More......